Seseorang dan satu puisi lainnya

 



Oleh: Ayunita


Seorang petani itu berjalan membelah sawah, matanya buram, tak mampu menatap pucuk senja, letih tampak di wajahnya, begitu menolak.

Dia hanya seorang diri, setumpuk mimpi merekat menjadi bias cahaya. Menjelma dalam puisi-puisi penuh kesan.

Malam akan datang, bulan akan terlihat di atas kandang sapi, cahaya rembulan, bersinar menjulang di permukaan sawah yang gelap. Petani, seorang diri duduk menunggu hingga terlelap.


Bertahan

Angin sepanjang malam mengusik sepi, namun kita tetap di sini, melihat sudut-sudut halaman rumah yang gelap.

Seakan-akan senyap, gaduh perlahan lenyap di ujung malam. Gerimis hadir seketika, butirannya berdesis terdengar di atas genteng.

Aku menatap lampu gantung di sudut teras rumah, warnanya yang kuning remang-remang tertutup oleh embun, aku duduk di sini, dipeluk dingin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GERAKAN MAHASISWA NUSA TENGGARA TIMUR (GEMA NTT) YPUP Makassar, sukses menggelar AMANAT PENGKADERAN REGENERASI ANGGOTA (AMPERA) Ke-XI.

HIMA PRODI PJKR STKIP YPUP mengadakan ORIENTASI DIDIK JASMANI tahun 2022

Kekasih pemuda organisasi