Bahasa persatuan

 




Oleh: Yudi kurniawan


Berefleksi tentang hari sumpah pemuda, kini saya kembali mengenang masa-masa awal menjadi mahasiswa. Menjadi seorang mahasiswa kala itu juga berarti akhirnya saya tiba pada kehidupan baru di perkotaan dan mencoba beradaptasi dengan segala sesuatu, termasuk membiasakan bahasa Indonesia. Di kampung halaman sendiri bahasa Indonesia rasanya seperti menjadi barang langkah untuk ditemui karena masih kentalnya bahasa daerah di sana. 

Tiada maksud ingin melupakan poin lain dalam nilai sumpah pemuda, namun kali ini secara khusus ingin membahas tentang pengakuan akan "Menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia" Mungkin kita boleh bersepakat bahwa kendala seseorang dengan bahasa dapat menjadi penghalang untuk melangkah lebih jauh, paling sederhananya ketika tidak dapat menyampaikan dengan baik suatu maksud karena terbatas pada kemampuan bahasanya.  

Selain itu ada beberapa persoalan yang kemudian timbul akibat bahasa yang sering kita gunakan. Dunia kampus melalui kelas belajar masing-masing jurusan maupun lingkungan organisasi kemahasiswaan pada umumnya adalah tempat berkumpulnya keberagaman. Latar belakang suku dan daerah asal, menjadi warna tersendiri dengan bahasa yang tentunya beragam pula.

Dalam perjalanannya, suatu perkumpulan tentu tidak lepas dari masalah dan kadang-kadang percikan kecil api permasalahan timbul sebagai akibat dari penggunaan bahasa yang tidak dapat dipahami bersama. Kemudian timbullah ketersinggungan, rasa sakit hati, ada juga merasa menjadi asing dari yang lain, bahkan dapat berakibat fatal, jika tidak diselesaikan secara baik. Semuanya terjadi karena ketidakmampuan untuk mengkondisikan waktu dan tempat di mana bahasa yang tepat untuk digunakan. 

Dalam keseharian ada dua kemungkinan, akan dianggap agak angkuh saat berbahasa Indonesia di tengah masyarakat pedesaan (umumnya) dan dianggap kampungan, atau merasa ketinggalan ketika berbahasa daerah di tengah masyarakat perkotaan, di sinilah letak pentingnya pengkondisian diri dan tempat kita berada. Ingatlah selalu  budayakan bahasa Indonesia dan jagalah bahasa daerahmu untuk tetap terawat. 

Tiba pada kesimpulannya bahwa kemampuan kita berbahasa termasuk baiknya kita memahami waktu dan tempat penggunaannya akan mengantarkan pada keberhasilan dalam hal bergaul dengan sebaik-baiknya. Kita tidak bisa menutup mata terhadap berbagai persoalan yang ditimbulkan akibat ketidaksepahaman, perlu saling tahu tuk saling menerima, saling menerima tuk saling memahami, saling memahami tuk saling menghargai perbedaan. Semuanya itu bisa diwujudkan dengan komunikasi yang baik, komunikasi dengan bahasa yang semua dapat mengerti, bahasa yang menyatukan Indonesia. 

Mari sama-sama menolak lupa akan sumpah mengaku bertumpah darah satu, berbangsa yang satu, juga menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. 

Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda! Bangkitlah pemuda Indonesia!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GERAKAN MAHASISWA NUSA TENGGARA TIMUR (GEMA NTT) YPUP Makassar, sukses menggelar AMANAT PENGKADERAN REGENERASI ANGGOTA (AMPERA) Ke-XI.

HIMA PRODI PJKR STKIP YPUP mengadakan ORIENTASI DIDIK JASMANI tahun 2022

Kekasih pemuda organisasi